
Pecco Siapkan Serangan Balik! Raja Jerez Tantang Dominasi Marquez di Negeri Matador
0 menit baca
Francesco Bagnaia membidik kemenangan keempat beruntun di Jerez, berambisi merebut kembali tahta dari Marc Marquez yang kini jadi ikon Ducati. Duel internal memanas, aroma persaingan antar saudara pun makin terasa!
Sirkuit Jerez, Spanyol, kembali jadi panggung adu gengsi dua raksasa Ducati: Francesco Bagnaia dan Marc Marquez. Menjelang seri kelima MotoGP akhir pekan ini, pembalap asal Italia itu menyuarakan keyakinannya untuk mengulang kejayaan dan tidak main-main, ia menargetkan kemenangan keempat secara beruntun di sirkuit yang telah ia taklukkan sejak 2022.
“Saya percaya diri bisa berjuang untuk menang,” ucap Bagnaia, penuh optimisme.
Julukan “Raja Jerez” bukan tanpa dasar. Tiga kemenangan beruntun membuat Bagnaia mencatat rekor yang kini hanya bisa disaingi oleh dua legenda MotoGP: Mick Doohan dengan empat kemenangan, dan sang maestro Valentino Rossi dengan tujuh. Namun, mempertahankan supremasi di tengah dominasi rekan setimnya sendiri, Marc Marquez, bukan hal sepele.
Sementara itu Marquez yang kini memimpin klasemen sementara dengan 123 poin, telah memenangkan tujuh dari delapan balapan musim ini—membuatnya jadi wajah baru Ducati dan kandidat kuat juara dunia. Tak hanya itu, ancaman juga datang dari arah tak terduga: adiknya sendiri, Alex Marquez, yang tampil konsisten dan kini menempati posisi kedua klasemen, tepat di atas Bagnaia.
“Marc sedang berada di puncak performa. Jika saya ingin menang, maka saya harus meningkatkan level balapan saya,” tutur Bagnaia. Ia menyadari, tahun ini bukan hanya soal teknik dan kecepatan, tapi juga strategi dan kesabaran.
Menariknya, Bagnaia memprediksi bahwa Marquez, dengan posisinya yang aman di klasemen, bisa saja memilih untuk lebih hati-hati dan tak ambil risiko besar di Jerez. Tapi sejarah membuktikan, Marquez bukan tipe pembalap yang puas finis kedua.
“Jika saya menang, itu karena kerja keras kami mulai membuahkan hasil,” lanjut Bagnaia, menandakan bahwa hasil akhir akan sangat tergantung pada sesi kualifikasi yang selama ini menjadi momok baginya—terutama setelah insiden di Qatar yang membuatnya start dari posisi ke-11.
Disisi lain , Marc Marquez juga tengah bersiap untuk skenario yang tak kalah menarik: bertarung dengan adiknya sendiri hingga akhir musim. Bagi Marquez bersaudara, rivalitas ini tidak hanya menambah bumbu kompetisi, tapi juga memperlihatkan betapa harmonisnya dinamika dua pembalap yang saling mengenal luar dalam.
“Kami saling membantu, berbagi tips. Tapi saat di lintasan, kami adalah musuh yang sama-sama mengincar podium,” ujar Marc dengan nada santai namun penuh makna.
Kisah ini menguatkan narasi musim MotoGP 2025: sebuah pertarungan keluarga, persaingan satu tim, dan ambisi pribadi yang membakar setiap tikungan. Jerez akan menjadi saksi, apakah Bagnaia mampu merebut kembali mahkotanya, atau Marquez justru memperkokoh statusnya sebagai raja baru Ducati.(*)