Jerman Batal Datangkan Penyerang Timnas Israel
0 menit baca
Karawang : Keputusan tak terduga datang dari kancah sepak bola Jerman. Klub kasta kedua Bundesliga, Fortuna Dusseldorf, mendadak membatalkan rencana merekrut penyerang internasional Israel, Shon Weissman. (6/8/25).
Pembatalan ini bukan karena masalah teknis, melainkan badai protes dari para penggemar yang berang terhadap unggahan Weissman di media sosial terkait konflik Gaza .
Weissman, yang sebelumnya hampir dipastikan pindah dari klub Spanyol, Granada FC, bahkan sudah tiba di Dusseldorf dan menjalani tes medis. Namun, harapan kepindahannya pupus setelah para suporter meluncurkan petisi daring yang mengecam keras pernyataan sang pemain. Seperti yang dilansir oleh tabloid ternama Jerman, Bild, Weissman disebut pernah mengunggah pernyataan kontroversial, "menyerukan agar Israel 'menghapus Gaza dari peta' dan 'menjatuhkan 200 ton bom' di sana."
Reaksi keras dari fans ini memaksa klub untuk mengambil langkah mundur. Pada Selasa, Fortuna Dusseldorf mengumumkan secara singkat melalui Twitter, "Kami telah meninjau Shon Weissman secara intensif, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk tidak merekrutnya." Klub tidak memberikan alasan spesifik, tetapi sumber internal menyebutkan bahwa mereka merespons tekanan dari suporter.
Weissman sendiri, yang memiliki 33 caps bersama timnas Israel, telah menghapus unggahan-unggahan tersebut dan mengaku khilaf. Ia beralasan pernyataannya dibuat dalam kondisi emosi yang memuncak setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Meskipun demikian, para penggemar menganggap komentar tersebut "tidak sopan dan diskriminatif," serta bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi oleh Fortuna.
Kasus ini bukanlah yang pertama kalinya di sepak bola Jerman. Pada tahun 2023, klub Mainz memecat pemainnya, Anwar El Ghazi, karena unggahan serupa. Sementara itu, mantan pemain Bayern Munich, Noussair Mazraoui, juga terpaksa meminta maaf setelah mengunggah pesan yang dianggap kontroversial.
Kejadian ini menyoroti bagaimana konflik di luar lapangan kini merambah ke ranah sepak bola profesional, di mana suara penggemar melalui regulasi "50+1" memiliki bobot signifikan dalam pengambilan keputusan klub.(*)